Jumat, 17 April 2009

Pengemis

Selalu ada yang menggelitik hati saya,jika teman saya bertanya "kenapa sih lu pelit banget, ngasih uang gope ke pengemis aja ga mau?" saya berpikir benarkah saya orang yang pelit? mungkin ya...

Tapi setiap orang punya alasan,bukan bermaksud membela diri,saya kadang merasa tidak ikhlas harus memberi uang kepada seorang pengemis yang kelihatan masih muda,kuat tapi pura-pura cacat atau seorang ibu muda yang harus membawa anaknya dalam gendongan untuk meminta-minta uang (ternyata anaknya sewaan). Memang benar kata teman saya apapun latar belakang atau niat si pengemis itu urusan si pengemis dengan Tuhan. Tapi bukankah keputusan saya memberi atau tidak juga urusan saya dengan Tuhan? Toh ada juga pengemis yang bisa menyentuh hati saya jika dia kelihatan renta,lemah dan tak berdaya.

Apakah benar begitu pelitnya saya? saya hanya ingin orang-orang yang berpredikat pengemis itu mempunyai predikat lebih terhormat dengan bekerja apa saja yang penting halal. Di lingkungan rumah saya banyak orang yang sudah usia lanjut masih berjuang mencari nafkah dengan berjualan sayur dari kebun mereka yang sempit,ada yang menjadi tukang urut,menjadi pembantu rumah tangga bahkan menjadi pemulung dari sampah2 rumah tangga yang ada. Karena itu saya berpikir kenapa yang lebih muda tidak mau melakukan itu dan malah lebih senang meminta dengan alasan susah cari pekerjaan. Masalahnya susah cari kerja atau gengsi melakukan pekerjaan yang ada?

Berulangkali saya jelaskan pada teman saya,tapi rupanya dia lebih senang menyebut saya si pelit daripada mengetahui latar belakang perbuatan saya. Saya maklum orang lebih senang menilai kulit luarnya saja daripada mengetahui alasannya.

1 komentar:

  1. masalahnya mbak cari kerja bener n gak bener aja susah..ngemis jga susah...

    BalasHapus